TOP NEWS

Satu orang membaca satu artikel kita, satu pahala kita dapat. Bayangkan, kita lagi tidur ada orang baca artikel kita pahala mengalir, kita rekreasi pahala mengalir, bahkan kita wafat pun selama masih ada yang merasakan manfaat blog kita, akan menjadi amal jariyah, amin.

Sunday, 20 March 2016

CAI LUN, PENEMU KERTAS YANG FENOMENAL

Cai Lun  ialah penemu kertas berkebangsaan Tionghoa yang hidup di zaman Dinasti Han, abad ke-1 – abad ke-2 Masehi. Lahir di Guiyang (sekarang di wilayah provinsi Hunan), ia bernama lengkap Cai Jingzhong (sering pula dipanggil Jingzhong, ia adalah seorang kasim.
Ia membuat kertas dari kulit kayu murbei. Bagian dalamnya direndam di air dan dipukul-pukul sehingga seratnya lepas. Bersama dengan kulit, direndam juga bahan rami, kain bekas, dan jala ikan. Setelah menjadi bubur, bahan ini ditekan hingga tipis dan dijemur. Lalu jadilah kertas yang mutunya masih belum sebagus sekarang.
Tak banyak catatan tentang Cai Lun, selain ada yang menyebutnya orang kasim. Ia adalah seorang pegawai negara pada pengadilan kekaisaran. Pada tahun 105 M ia mempersembahkan contoh kertas pada Kaisar Han Hedi. Catatan tentang penemuan kertas ini terdapat dalam penulisan sejarah resmi Dinasti Han.
Konon kaisar amat girang atas penemuan Cai Lun, dan Cai Lun pun naik pangkat, mendapat gelar kebangsawanan dan menjadi cukong. Namun belakangan ia terlibat dalam komplotan anti istana yang membuatnya disepak dari kerajaan. Menurut naskah Tionghoa, setelah disepak Cai Lun mandi bersih, mengenakan pakaian terindahnya, lantas meneguk racun.
Awalnya Tsai Lun adalah seorang pegawai negara di pengadilan kekaisaran. Setelah mengabdi sebagai pegawai kaisar sejak tahun 75 Masehi, Tsai Lun mendapatkan berbagai penghargaan dan kenaikan pangkat. Pada tahun 89 Masehi, Tsai Lun dipromosikan sebagai sekretaris dalam pekerjaan tulis-menulis kerajaan dan pada tahun yang sama memperoleh posisi penting dalam pabrik pembuatan senjata.
Pada masa itu di dataran Cina, buku dibuat dari bambu atau sutera. Buku dari bambu amat berat dan kaku, sedangkan buku dari sutera harganya sangat mahal. Di daerah Barat, buku ditulis di atas kulit kambing atau lembu sebagai pengganti papyrus yang digunakan orang-orang Yunani, Romawi, dan Mesir. Tetapi kulit dan papyrus sama-sama mahal kerena bahan ini sulit ditemukan.
Suatu hari di tahun 105 M, Tsai Lun merendam bagian dalam kulit pohon murbei lalu memukul-mukul kulitnya hingga lepas. Kemudian kulit tadi direndam kembali dengan rami, kain bekas, dan jala ikan. Setelah rendaman menjadi bubur (pulp), bahan ini ditekan hingga tipis dan dijemur.Hasilnya adalah cikal bakal kertas yang sekarang biasa kita temukan di mana-mana.
Hasil temuan Tsai Lun tersebut kemudian dipersembahkan kepada Kaisar Han Ho Ti. Konon, Kaisar sangat senang dengan penemuan ini dan sejak saat itu kertas digunakan secara luas di Cina. Bangsa Cina menyebut kertas hasil ciptaan Tsai Lun ini dengan nama “kertas dari Bangsawan Tsai”. Penggunaan kertas meluas di seluruh Cina bahkan menjadi komoditas ekspor ke seluruh Asia. Rahasia pembuatannya pun terjaga selama lima abad.
Rahasia yang tertutup rapat itu akhirnya terbongkar juga pada tahun 751. Beberapa tenaga ahli pembuat kertas ditawan oleh orang-orang Arab pada masa Dinasti Abbasiah. Mereka diminta mengajarkan cara pembuatan kertas. Mulai saat itulah tehnik pembuatan kertas menyebar ke seluruh dunia Arab kemudian Eropa. Sejak Gutenberg menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing sebagai sarana tulis-menulis di Barat.
Tsai Lun meninggal dunia tahun 121 Masehi. Sebuah kuil didirikan di Chengdu sebagai penghargaan untuk jasa-jasanya. Sekitar kuil tersebut terdapat ratusan keluarga yang melibatkan diri dalam industri pembuatan kertas. Tsai Lun pun dianggap sebagai salah satu dari 10 penemu terbesar sepanjang masa.

0 comments: