TOP NEWS

Satu orang membaca satu artikel kita, satu pahala kita dapat. Bayangkan, kita lagi tidur ada orang baca artikel kita pahala mengalir, kita rekreasi pahala mengalir, bahkan kita wafat pun selama masih ada yang merasakan manfaat blog kita, akan menjadi amal jariyah, amin.

Tuesday, 12 April 2016

Quranic Camp

Quranic Camp menyajikan gagasan baru dalam mempelajari al Qur’an yang dikemas secara genius dan imbang. Menumbuhkan semangat seperti pasukan yang siap menghadapi perang. Setiap alat akan digunakan sebagai senjata dalam menghadapi tantangan global yang terus berkembang. Itulah cara mempelajari al Qur’an yang tak pernah lekang.
Digagas oleh Ust. Ahmad Ghozali Fadli, M.Pd.I, pencipta banyak metode unggulan. Menyajikan wawasan yang sesuai zaman, agar berkembang dan menciptakan santri gemilang.
Kapan acaranya diadakan?Untuk Putri : 8 – 10 Juni 2016
Untuk Putra : 10-12 Juni 2016
Lokasinya di mana?
Pusat Pelatihan Pesantren Alam Bumi al Qur’an,
Wonosalam, Jombang, Jawa Timur
Apa yang didapat dari Qur’anic Camp 2016?
  • Paham al Qur’an 30 Juz
  • Teknik Hafal al Qur’an dalam 40 hari
  • Bimbingan Tahfidzul Qur’an sampai khatam 30 Juz
  • Aplikasi Kandungan al Qur’an dalam Kehidupan sehari-hari
  • Tadabbur Ayat-ayat Sains
  • Games dan Doorprice
  • Api Unggun dan River Traking
Apa saja Persyaratannya?
  • Usia 12-18 tahun
  • Lulus Ujian membaca al Qur’an
  • Sehat Jasmani-Rohani
  • Mampu secara materi
Jadwal Acara:
Putri:
8 April 2016 pkl 15.00 : Berangkat dari Terminal Bungurasih menuju Lokasi
10 April 2016 pkl 15.00 : Ceck Out dari Lokasi menuju Bungurasih
Putra:
10 April 2016 pkl 20.00 : Berangkat dari Terminal Bungurasih menuju Lokasi
12 April 2016 pkl 20.00 : Ceck Out dari Lokasi menuju Bungurasih
Bagaimana cara Daftarnya?
  • Dibuka mulai tanggal 10 April – 28 Mei 2016 (Kuota Terbatas)
  • Mengisi Formulir Pendaftaran berikut: FORMULIR PENDAFTARAN
  • Mengirim ke Panitia via email: alghozalicenter@gmail.com
  • Membayar biaya registrasi sebesar Rp. 100.000,00 (dikembalikan jika tidak lulus ujian)
  • Mengikuti ujian Membaca al Qur’an via Online atau Offline tanggal 29-31 Mei 2016
  • Melunasi Administrasi
Fasilitator:
Pembina : Ust. Ahmad Ghozali Fadli, M.Pd.I
– Penemu Metode Cepat Membaca al Qur’an sistem 9 Jam “BURHANY”
– Penemu Cara Cepat Hafal al Qur’an 30 Juz
– Penulis Kitab “Miftahul Qur’an”, Paham al Qur’an 30 Juz
– Penulis Buku Math Love, Belajar Matematika Belajar Cinta
– Konsultan Pendidikan al Qur’an di Berbagai Sekolah Unggulan
– Pembina Beberapa Pesantren Tahfidz al Qur’an
Pembimbing : Ustadz/Ustadzah Alumni Pondok Modern Gontor
SekretariatTambak Dalam Baru 1 No. 3, Asemrowo, Surabaya 60182
Telp: 031-7481281
Informasi Pendaftaran:
SMS/WA untuk Putra: 0838 54 230 130
SMS/WA untuk Putri : 0877 7729 8617
Call Center: 0822 313 95 3139
02:14 Posted by Unknown 0

Sunday, 20 March 2016

Tulisan Opini Anies Baswedan : Peringatan Pada Pemimpin

Salam hangat 
Anies Baswedan 
--------- 

Peringatan Pada Pemimpin 
Oleh Anies Baswedan* 

Makin hari kegalauan itu tumbuh makin pesat. Tapi berhentilah mengatakan bangsa ini bobrok. Hentikan tudingan bahwa bangsa ini tenggelam. Tidak, bangsa ini sedang bangkit dan akan makin tinggi berdirinya. 

Lihatlah rakyat di sana-sini, bangun sebelum pagi, penuhi pasar rakyat, padati jalan dan kelas menyongsong kehidupan. Dengan sinar lampu apa adanya, mereka coba sinari masa depan sebisanya. Petani, guru, nelayan, pedagang, atau tentara di tepian republik jalani hidup berat penuh tanggung-jawab. Di tengah kepulan polusi pekat, rakyat kota menyelempit mencari masa depan. Mereka rebut peluang, jalani segala kesulitan tanpa pidato keprihatinan. Rakyat yang tegar dan tangguh. Denyut geraknya membanggakan. 

Kegalauan republik ini bukan bersumber pada rakyat tapi pada pengurus negara yang seakan berjalan tanpa target. Deretan agenda penting dan urgen jadi wacana tapi tidak kunjung jadi realita. 
Pengurus republik sukses membangun kekesalan kolektif, tanam bibit pesimisme. Pimpinan kini menuai kekecewaan. Harapan, kepercayaan, pengertian, toleransi, kesabaran dan permakluman rakyat pada pemimpin dikuras terus. Apakah dikira stok permakluman itu tanpa batas? 

Dengan hormat saya sampaikan: stok itu ada batasnya dan sudah menipis. Semua ingin lihat hasil. Tak mau lagi dengar keluh kesah, tak hendak dengar kata prihatin keluar dari pemimpin. Republik ini perlu pemimpin yang hadir untuk menggelorakan percaya-diri, bukan menularkan keprihatinan. Pemimpin tak boleh kirim ratapan, pemimpin harus kirim harapan. 

***** 

Hari ini Indonesia memasuki era demokrasi etape ketiga. Kepresidenan periode kedua. Tidak pernah ada dalam sejarah republik ini, seorang anak bangsa dipilih jadi pemimpin dng suara sebanyak saat Presiden Yudhoyono di tahun 2009. Semua persyaratan utk melakukan dan menuntaskan langkah-langkah besar ada disana. Tapi mana langkah besar itu: infrastruktur ekonomi? Kepastian hukum? Integritas di sekolah? Tegas pada pengemplang pajak? Pemangkasan benalu APBN? Konsistensi kebijakan? Reformasi birokrasi? Jaminan kebhinekaan bangsa? Perlindungan warga bangsa? 
Harapan yang tinggi untuk membereskan agenda penting baru sebatas pidato dan wacana. Republik perlu realita. Pemerintah memang punya capaian tapi jika ada keberanian untuk gelontorkan terobosan-terobosan besar di sektor penting maka capaian itu akan melonjak. Kekecewaan tumbuh bukan semata karena pemerintah tak membawa hasil tapi karena terlalu banyak peluang terobosan dan perubahan yang disia-siakan. Sebutlah soal energi atau infrastruktur sistem logistik (jalan, pelabuhan, bandara dll), terobosan disini bisa membuat ekonomi melejit. Atau terobosan besar dalam penegakan hukum. Perusak kebhinekaan didiamkan, pengemplang pajak tak dijerat. Hukum tegak kokoh tanpa kompromi bagi rakyat kecil, tapi hukum loyo-lunglai di depan rakyat besar. Ini semua dampak absennya keberanian menerobos. Semua serba ala kadarnya. Amunisi politik yang dahsyat itu tak digunakan. Republik ini butuh pemimpin yang mau turun ke lapangan, pemimpin kerja bukan pemimpin upacara. Rakyat tidak perlu pengumuman hasil rapat, tapi ingin lihat implementasinya. 

Lihat sejarah kita, gamblang sekali. Republik ini didirikan oleh orang-orang yang berintegritas. Integritas itu membuat mereka jadi pemberani dan tak gentar hadapi apapun. Bukan pencitraan tapi integritas dan keseharian yang apa adanya membuat mereka mempesona. Mereka jadi cerita teladan di seantero negeri. Kini republik membutuhkan pemimpin yang berani tegakkan integritas, berani perangi “jual-beli” kebijakan dan jabatan. Pemimpin yang mau bertindak tegas melihat APBN untuk rakyat “dijarah” oleh mereka yang punya akses. Pemimpin yang bernyali menebas penyeleweng tanpa pandang posisi atau partai, dan bukan pemimpin yang serba mendiamkan seakan tidak pernah terjadi apa-apa. 
Republik ini perlu pemimpin yang mendorong yang macet. Membongkar yang buntu. Memangkas yang berbenalu. Pemimpin yang tanggap memutuskan, cepat bertindak dan tidak toleran pada keterlambatan. Pemimpin yang siap utk “lecet-lecet”, melawan status-quo yang merugikan rakyat, berani bertarung untuk melunasi tiap janjinya. Pemimpin yang mempesona bukan saja saat dilihat dari jauh. Tapi pemimpin yang justru lebih mempesona dari dekat dan saat kerja bersama. 
Bukan pemimpin yang selalu enggan memutuskan dan suka limpahkan kesalahan. Bukan pemimpin yang diam saat rakyat didera, lembek saat republik dihardik negara tetangga, tapi lantang dan keras justru saat diri pribadinya atau keluarganya tersentuh. Pemimpin yang tak gentar dikatakan mengintervensi, karena mengintervensi adalah bagian dari tugas pemimpin dan pembiaran tidak boleh masuk dalam daftar tugas seorang pemimpin. 
Bila Presiden Yudhoyono tidak segera merubah cara menjalankan pemerintahan maka saya harus mengingatkan bahwa bangsa Indonesia bisa memasuki persimpangan jalan yang berbahaya. Jalan pertama adalah meneruskan kepemimpinan sampai di 2014 agar proses demokrasi berjalan normal tapi rakyat mencicipi hasil yang ala kadarnya, deretan peluang kemajuan hilang tanpa bekas. Keterlambatan dan pembiaran jadi ciri beberapa tahun ke depan. Bahkan lunglainya penegakan hukum adalah resep mujarab menuju negara kacau. 
Jalan kedua yang mulai menyeruak. Jalan berbahaya tapi suara ini mulai berkembang sebagai respon atas kelambatan dan pembiaran sistemik ini: berhenti di tengah jalan dan berikan pada orang lain untuk memimpin. Suara macam ini bisa merusak pranata siklus demokrasi yang dibangun dengan sangat susah payah. Suara ini tumbuh karena keyakinan bahwa lewat jalan terjal ini bisa terjadi pembongkaran atas pembiaran dan kelambanan; agar rakyat tak dirugikan terus menerus. 
***** 
Semua tahu, sistem Presidensial menjamin presiden bisa bekerja sebagai eksekutor pemerintahan dan melindungi-nya agar tidak dapat diberhentikan oleh alasan politis. Hari ini yang dihadapi Indonesia situasi yang sebaliknya. Periode dijamin aman oleh konstitusi tetapi presiden tak optimal jalankan otoritasnya. Keterlambatan berjejer dan pembiaran berderet. Periode fixed 5 tahun itu bukan mengamankan agar kerja cepat, kini malah jadi penyandera bangsa dari gerak kemajuan cepat. 
Memang presiden bukan dewa atau superman. Tidak pantas seluruh masalah ditumpahkan ke pundak pemimpin. Tetapi, presiden bisa menentukan suasana republik. Pemimpin adalah dirigen yang menghadirkan energi, nuansa, dan aurora di republik ini. Pemimpin bisa fokus menguraikan masalah strategis dan urgen bagi percepatan pelunasan janji-janjinya. 

Presiden Yudhoyono harus sadar bahwa caranya menjalankan pemerintahan itu memiliki efek tular. Kelugasan, ketegasan, keberanian, kecepatan, keterbukaan, kewajaran, kemauan buat terobosan, dan perlindungan pada anak buah bahkan kesederhanaan protokoler itu semua menular. Tapi kebimbangan, kehati-hatian berlebih, kelambatan, ketertutupan, formalitas kaku, pembiaran masalah, orientasi pada citra dan ketaatan buta pada prosedur itu juga menular. Menular jauh lebih cepat dan sangat sistemik. 
Rakyat republik ini sudah kerja keras. Lihat di segala penjuru Indonesia. Mulai dari kampung kumuh-sumuk tak jauh dari istana, di puncak-puncak pegunungan dingin, di tepian pantai sebentangan khatulistiwa: rakyat republik ini serba kerja keras. Mereka mau maju, mereka mau hadirkan kehidupan yang lebih baik bagi anak-cucunya. Dan yang pasti mereka tidak biasa tanya siapa yang jadi pemimpin. Buat rakyat banyak tak terlalu penting siapa-nya, yang penting itu lunasi semua janji-nya. 
Ini adalah sebuah peringatan apa adanya, semata-mata agar Indonesia tidak menemui persimpangan jalan itu. Ingat, rakyat negeri ini sudah kerja keras dan “berlari” cepat. Pengurus negara harus memilih mengimbangi kecepatan rakyat atau ditinggalkan rakyat. 

@aniesbaswedan
21:25 Posted by Unknown 1

1. Biografi Presiden Pertama, Ir. Soekarno (1945-1966)



Biografi presiden indonesia dari pertama sampai sekarang
Biografi presiden indonesia dari pertama sampai sekarang
 Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika..

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.

Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.
- See more at: http://indrasmansamapin.blogspot.co.id/2014/11/Biografi-presiden-indonesia-dari-pertama-sampai-sekarang.html#sthash.ALc7MYQj.dpuf
15:20 Posted by Unknown 0

2. Biografi Presiden Kedua, Soeharto (1966-19980)



 
Biografi presiden indonesia dari pertama sampai sekarang
Biografi presiden indonesia dari pertama sampai sekarang

Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.
  

Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.

Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.

Perkimpoian Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).

Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.

residen RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.
- See more at: http://indrasmansamapin.blogspot.co.id/2014/11/Biografi-presiden-indonesia-dari-pertama-sampai-sekarang.html#sthash.ALc7MYQj.dpuf
15:19 Posted by Unknown 0

3. Biografi Presiden Indonesia Ketiga, Habibie (1998-1999)


 
Biografi presiden indonesia dari pertama sampai sekarang
Biografi presiden indonesia dari pertama sampai sekarang
 Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.

Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.

Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.

Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :
* VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
* Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
* Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
* Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
* CN – 235
* N-250
* dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
• Helikopter BO-105.
• Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
• Beberapa proyek rudal dan satelit.
- See more at: http://indrasmansamapin.blogspot.co.id/2014/11/Biografi-presiden-indonesia-dari-pertama-sampai-sekarang.html#sthash.ALc7MYQj.dpuf
15:18 Posted by Unknown 0